Selasa, 15 April 2014

Efek Rumah Kaca

Rumah Kaca
Rumah Kaca adalah sebuah rumah yang terbentuk oleh kaca yang diperuntungkan untuk pertumbuhan Tanaman ataupun buah-buahan terutama saat musim dingin. Proses yang terjadi dari rumah kaca untuk tanaman itu sendiri yaitu Panel-panel kacanya membiarkan sinar matahari masuk tetapi menjaga energi panas yang disebabkannya hilang ke udara. Sebagai contoh, bayangkan saja bila anda masuk ke dalam mobil yang parkir dibawah sinar matahari, kursi/jok mobil terasa panas kan? Nah, begitu pula tanaman yang berada didalam rumah kaca, panas yang ditahan menyebabkan tanaman dapat bertahan di musim dingin.
Manfaat
Rumah kaca ini ternyata memiliki berbagai manfaat untuk kita antara lain:
-          Digunakan sebagai tempat yang dapat digunakan untuk menanam tanaman , berbagai jenis sayuran dan buah-buahan yang terlindung dari berbagai macam cuaca.
-          Digunakan sebagai pelindung tanaman dari hujan dan pemeliharaan irigasi.
-          Digunakan sebagai alat yang dapat membuat bumi kita tetap hangat.
-          Digunakan sebagai pelindung agar tanaman tidak mudah terserang Hama tanaman.
Namun Rumah Kaca itu sendiri ternyata memiliki dampak yang lain juga untuk Bumi kita berikut adalah beberapa penjelasannya:
“Efek rumah kaca” sering mendapat reputasi buruk karena hubungannya dengan pemanasan global, tetapi kenyataannya adalah kita tidak bisa hidup tanpa itu
Kehidupan di bumi tergantung pada energi dari matahari. Sekitar 30 persen dari sinar matahari yang balok menuju Bumi dibelokkan oleh suasana luar dan tersebar kembali ke ruang angkasa. Sisanya mencapai permukaan planet dan tercermin ke atas lagi sebagai jenis yang bergerak lamban energi yang disebut radiasi inframerah. Panas yang disebabkan oleh radiasi inframerah diserap oleh “gas rumah kaca” seperti uap air, karbon dioksida, ozon dan metana, yang memperlambat lolos dari atmosfir. Meskipun gas rumah kaca membuat hanya sekitar 1 persen dari atmosfer bumi, mereka mengatur iklim kita dengan menjebak panas dan memegangnya di semacam selimut yang hangat-udara yang mengelilingi planet ini. Fenomena ini adalah apa yang para ilmuwan sebut “efek rumah kaca.” Gas penyerap panas yang paling penting di atmosfer adalah H2O dan CO2. Seperti kaca dalam rumah kaca, H2O dan CO2 tidak dapat menyerap seluruh radiasi infra merah sehingga sebagian radiasi tersebut dipantulkan kembali ke bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat atau yang disebut dengan pemanasan global (global warning).
Penyebab
Matahari merupakan segala sumber energi yang terdapat di bumi. Sebagian besar energi matahari, berbentuk radiasi gelombang pendek (cahaya tampak).  Energi matahari berubah menjadi panas ketika sampai di bumi, bumi akan menyerapnya dan sebagian lagi dipantulkan. Panas ini berwujud radiasi inframerah gelombang panjang ke luar angkasa.  Sebagian panas terperangkap di atmosfer bumi akibat uap air, CO2 dan metana yang menumpuk dan menjadikan perangkap gelombang radiasi ini.  Gas-gas tersebut menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi.  Peristiwa tersebut terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus naik.
Efek rumah kaca ini dibutuhkan bagi makhluk hidup, karena tanpa panasnya maka planet bumi akan menjadi sangat dingin.  Es akan menutupi permukaan bumi karena suhu bumi hanya 180C apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer maka akan mengakibatkan pemanasan global.
Sektor peternakan merupakan penyumbang terbesar dari efek rumah kaca terhadap pemanasan global yaitu sekitar 18% dibanding 13% yang dihasilkan transportasi di dunia. Peternakan yang merupakan penyumbang emisi gas rumah kaca, diantaranya yaitu :
1)        Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
2)        Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
3)        Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen.
Selain peternakan, penghasil efek rumah kaca yaitu transportasi, industri, pertanian, hunian bangunan, sampah dan alih fungsi lahan (pembabatan hutan).
Beberapa Akibat yang Ditimbulkan
Iklim di Bumi Menjadi Tidak Stabil
Akibat meningkatnya suhu permukaan bumi maka sebagian gunung-gunung es di daerah kutub telah mencair dan mengakibatkan kenaikan air laut.Temperatur pada saat musim kemarau maupun musim dingin akan terasa sangat meningkat dan terjadi perbedaan suhu yang signifikan , bahkan sekarang di daerah perkotaan kita sudah dapat merasakan panasnya suhu meskipun sedang musim hujan. Selain itu, kondisi ini juga akan berdampak pada molekul air yang akan semakin cepat mengalami penguapan dari permukaan tanah dan bukan tidak mungkin cuaca pun akan semakin ekstrim sehingga akan lebih sering terjadi badai, puting beliung maupun banjir.
Peningkatan Permukaan Air Laut
Mencairnya gunung-gunung es yang berada di kutub belakangan ini berdampak pada meningginya permukaan air laut antara 10 – 25 cm selama abad 20 dan diprediksi akan terjadi peningkatan air laut hingga 8 – 99 cm pada abad 21. Hal ini dapat memicu terjadinya erosi pada tebing pesisir pantai, semakin sering terjadi banjir, dan dapat mengancam kepunahan ekosistem di laut maupun di darat bahkan bisa menenggelamkan beberapa pulau diberbagai belahan dunia.
Kebakaran hutan besar-besaran
Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga terbakar ludes.  Kebakaran hutan meluluhlantahkan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga.  Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat.  Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.
Penjelasan Mengapa saat Mendung Hawa terasa Panas
Pada saat mendung dan awan terlihat hitam terkadang sering kali kita merasakan panas atau kegerahan , ternyata hal ini ada penjelasannya Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) berubah menjadi air (cair). Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas (kalor) ke udara. Awan yang berwarna hitam gelap (mendung) biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar