Rabu, 28 Oktober 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN

(PSIKOLOGI MANAJEMEN)
·         Sejarah Psikologi Manajemen
Awalnya psikologi manajemen merupakan dua bidang ilmu yang terpisah, yaitu psikologi dan manajemen. Untuk menjamin kesuksesan suatu organisasi diperlukan pemahaman yang baik terhadap teori manajemen guna mendorong efektivitas dan efisiensi kerja atau profesionalisme manajemen. Hal ini disebabkan manajemen merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Awalnya konsep manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia, kemudian timbul pemikiran bahwa akal manusia dapat memenuhi kebutuhan itu secara lebih efektif lagi, setelah itu dibutuhkan modal untuk mendanai alat yang akan membantu dalam meningkatkan efektifitas. Maka, sejak zaman revolusi industri, tiga modal kerja yang utama adalah SDA (Sumber Daya Alam), SDU (Uang) dan SDM (Manusia), dan ilmu manajemen pun berkisar pada upaya untuk mengoptimalkan kinerja antar ketiga modal kerja itu.
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting, karena ilmu psikologi yang memang berpusat pada manusia, yang mampu mengintervensi atau mengolah berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
·         Arti Psikologi
 Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: (Psychē yang berarti jiwa) dan (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang, keadaan dan kejadian yang ada di sekitar manusia.
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Menurut plato dalam buku Psikologi Umum oleh Kartini Kartono pada tahun 1996, psikologi berarti ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat, hakikat, dan hidup jiwa manusia (psyche = jiwa; logos = ilmu pengetahuan).
Jiwa secara harfiah berasal dari perkataan sansekerta JIV, yang berarti lembaga hidup atau daya hidup. Oleh karena jiwa itu merupakan pengertian yang abstrak, tidak bisa dilihat dan belum bisa diungkapkan secara lengkap dan jelas, maka orang lebih cenderung mempelajari “jiwa yang memateri” atau gejala “jiwa yang meraga/menjasmani”, yaitu bentuk tingkah laku manusia (segala aktivitas, perbuatan, penampilan diri) sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, psikologi butuh berabad-abad lamanya untuk memisahkan diri dari ilmu filsafat.
·         Arti Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. 
 Dalam buku Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, kata  manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agereyang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Kata “manajemen” tampaknya sudah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Manajemen diperlukan ketika terdapat sekumpulan orang-orang (yang pada umumnya memiliki karakteristik perbedaan) dan sejumlah sumber daya yang harus dikelola agar tujuan sebuah organisasi dapat tercapai. Tujuan tersebut sangat beragam, tergantung dari jenis sebuah organisasi. Menurut Tisnawati Sule, manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.
Hakikat manajemen adalah merupakan proses pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan, pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat disebut pembinaan, pengendalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan yang merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Fungsi-fungsi manajemen adalah seangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya.
Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari empat fungsi, yaitu:
1.      Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2.      Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
3.      Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4.      Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.
Jadi, Psikologi Manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur atau me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan atau dengan kata lain Psikologi Manajemen adalah suatu studi tentang tikah laku manusia yang terlibat dalam proses manajemen dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajeman untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
·         Konsep Dasar Psikologi Manajemen
Kegiatan intervensi (yang bertujuan untuk "mengolah" manusia) menjadi titik tolak dari kajian ilmu psikologi manajemen. Hal ini bertujuan agar seluruh karyawan/SDM (Sumber Daya Manusia) dari suatu organisasi/perusahaan mengerti betul akan tugasnya, mampu memberikan informasi kepada pelanggan atau rekan kerjanya dan pada akhirnya membuat karyawan itu senang pada pekerjaan dan perusahaannya. 
ORGANISASI
·         Pengertian Organisasi
Organisasi dalam arti Statis (diam) merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung, dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarki daripada kedudukan, jabatan wewenag, dan garis komando dan tanggung jawab.
Sedangkan organisasi dalam arti Dinamis (bergerak) merupakan proses kerjasama antara orang-orang yang tergabung dalam suatau wadah tertentu umtuk mencapai tujuan bersama seperti yang telah ditetapkan secara bersama pula.
Dalam arti paling umum, psikologi organisasi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku individu dan perilaku kelompok dalam aturan organisasi formal. Katz dan Kahn menyatakan bahwa esensi dari sebuah organisasi adalah “pola” atau motif perilaku manusia. Ketika perilaku berpola, beberapa struktur dikenakan pada individu. Struktur ini biasanya datang dalam bentuk peran (normatif standar yang mengatur perilaku) serta adanya pedoman nilai.Penting untuk membedakan antara formal dan informal organisasi. Sebuah organisasi formal adalah salah satu organisasi yang memiliki ciri beberapa pernyataan yang menyatakan memenuhi tujuan dan tujuan yang sering dinyatakan secara tertulis. Organisasi formal juga biasanya menunjukkan beberapa tingkat kontinuitas dari waktu ke waktu, mereka sering bertahan hidup jauh lebih lama dari anggota pendiri lakukan. Organisasi bisnis jelas menunjukkan karakteristik ini yang mendefinisikan dari organisasi formal, seperti halnya banyak lain organisasi nirlaba dan pemerintah lembaga. Sebaliknya, sebuah organisasi informal di mana tujuannya adalah biasanya kurang eksplisitdaripada organisasi formal.
·         Karakteristik Organisasi
  1. Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
  2. Punya hubungan sekunder (impersonal)
  3. Punya tujuan yang khusus dan terbatas
  4. Punya kegiatan kerjasama pendukung
  5. Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas
  6. Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya dan sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan.
Organisasi berbeda dari pengorganisasian, karena pengorganisasian adalah fungsi dari manajemen dan merupakan suatu proses yang dinamis sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang bersifat statis. Dalam mencapai maksud dan tujuan organisasi, ada empat fungsi organisasi yang perlu diperhatikan berkaitan dengan manajemen organisasi, yakni:
      a.       Planning (perencanaan)
      b.      Organizing (pengaturan)   
      c.       Accounting (pelaporan)
      d.      Controling (pengawasan)
      C.      Proses Organisasi
Bentuk sosialisasi yang efektif meliputi empat unsur pokok yaitu :
  1. Organisasi mendorong karyawan agar tetap setia dengan memberikan imbalan;
  2. Organisasi mempengaruhi karyawan agar tetap setia melalui bujukan bukan paksaan;
  3. Organisasi mengalihkan karyawan dari nilai dan tujuan mereka menuju nilai – nilai dan tujuan organisasi;
  4. Organisasi memberi penampilan bahwa karyawan boleh melakukan pilihan bebas pada saat pengangkatan dan tetap bekerja.
Perilaku organisasi Kelly dalam bukunya Organizational Behavior yang menjelaskan bahwa di dalam perilaku organisasi terdapat interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku individu di lain pihak. Kesemuanya memiliki tujuan praktis yaitu untuk mengarahkan perilaku manusia kepada upaya pencapaian tujuan organisasi.

(KOMUNIKASI)
•           Definisi komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common).  Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio. Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Jadi, secara garis besar komunikasi adalah suatu hubungan yang memiliki unsur – unsur kesamaan dalam pemberitahuan dan pertukaran pikiran.
Ada beberapa definisi komunikasi menurut para tokoh yang akan kami sebutkan sebagai berikut:

1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada apa dan memberi efek apa. (Laswell)

2. The process by the which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience) (Hovland, Janis, and Kelly)

3. A transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses a similar to that in intended by the source (Raymond S. Ross)

4. Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000:13) menyatakan bahwa, “Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambanglambang tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan dengan maksud mencapai kebersamaan (commons”).

5. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)

6. Menurut E.O. Wolman dalam buku Dictionary of Behavioral Science menyebutkan
enam pengertian komunikasi :
a.         Penyampaian perubahan energi dari suatu tempat ke tempat lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara.
b.         Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.
c.         Pesan yang disampaikan.
d.         (Teori Komunikasi). Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.
e.         (K. Lewin). Pengaruh satu wilayah pesona pada wilayah pesona yang lain
sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.
f.          Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi



·         Dimensi Komunikasi

Dimensi Komunikasi meliputi 4 aspek yaitu :
1.      Dimensi Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan. Isi adalah apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang dengan orang yang lain atau bahkan lebih.
Contoh : A biasanya berbicara kepada B tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.

2. Dimensi Kebisingan
Dimensi Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.
Contoh : Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan B sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh A. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran B tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi B untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh A di dalam cara sebagaimana A memahaminya.

3. Dimensi jaringan
Dimensi jaringan disandi secara nonverbal dan menunjukkan bagaimana cara menunjukkan dan mengisyarakatkan bagaimana proses komunikasi antara satu sama lain dan bagaimana seharusnya pesan tersebut disampaikan. Dalam komunikasi massa dimensi jaringan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).
Contoh: pengaruh artikel dalam surat kabar bukan bergantung pada isinya, namun bergantung juga pada siapa penulisnya, jenis huruf yang digunakan,warna tulisan yang dipakai, dll.

4.      Dimensi Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.
Berdasarkan pembahasan teori di atas kami menganalisa bahwa komunikasi itu sangat penting dipelajari karena banyak hal-hal yang tidak diketahui oleh banyak orang. Setiap orang memerlukan komunikasi bahkan sudah menjadi aktivitas pokok dalam kehidupan manusia. Karena dengan berkomunikasi manusia bisa menyampaikan pesan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Komunikasi sendiri merupakan suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih  berupa pesan informasi, ide, emosi, keterampilan dan sebagainya melalui simbol atau lambang yang dapat menimbulkan efek berupa tingkah laku yang dilakukan dengan media-media tertentu dengan maksud agar komunikator dan komunikan saling memahami maksud dan tujuan dari informasi yang diberikan.

Contoh : Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh A dan B, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, A mungkin berbicara dengan B cara ini: A=>B; atau cara ini: A=><=B. A dapat berbicara dan B hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau A dapat berbicara dan B dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.

(MEMPENGARUH PERILAKU)
·         Definisi Pengaruh
Mungkin ide yang paling penting di dalam keseluruhan ini ialah bahwa apabila A bermaksud mempengaruhi B, maka sebaiknya ia menyadari bahwa ia sedang melaksanakan tugas emosional sebagai tugas intelektual ; bahwa perubahan – pada individu, organisasi, masyarakat –selalu meliputi komponen yang luas dari emosionalitas. Sebagian besar pendidikan telah mengajarkan agar kita percaya bahwa kita mempengaruhi orang melalui akal sehat,atau sekurang-kurangnya kita harus demikian. Orang harusdibujuk dengan fakta-fakta, dengan bukti, dengan kebenaran. Tetapi suatu pengamatan terhadap kenyataan akan memperlihatkan kepada kita bahwa pada sebagian besar masalah, akal hanyalah merupakan suatu komponen yang kecil saja dari proses. Kebanyakan dari kita menerima atau menolak ide-ide baru atau merubah perilaku kita sebagai hal yang lebih merupakan jawaban terhadap perasaan-perasaan daripada terhadap f akta-fakta. Kita berubah karena ditakuti-takuti atau dirayu atau disayangi atau diancam.
Maka jika kita menyatakan bahwa sebagian besar  perubahan dari pengaruh adalah merupakan proses emosional, kita juga melakukannya tanpa menyesal ataupun tanpa sikap sinis.
-        Kunci Perubahan Perilaku
Kuncinya terletak pada orang yang diubah  sebagian besar pun kekuasaan  yang dimiliki oleh seseorang pengubah , betapapun mungkin “superior” nya ia , orang yang dirubahlah yang menentukan keputusan terakhir untuk berubah. Si karyawanlah, bahkan buruh paling rendah sekalipun,yang paling menentukan apakah ia akan muncul di tempat kerja atau tidak. Orang yang diubahlah yang berubah. A dapat memperguanakan pengaruhnya lebih sedikit atau lebih banyak terhadap situasi A dapat menari-nari dengan girang di depan B; ia dapat membujuk, mengancam dan menghukum, tetapi B lah yang membuat keputusan terakhir tentang apakah ia akan berubah atau tidak. Lagipula, bukan B tetapi justru A lah yang merasakan ketegangan yang kebutuhan-kebutuhannya tak terpuaskan. Maka A lah yang setidak-tidaknya sebagian bergantung kepada B.
Pihak yang diubah harus mempunyai kekuasaan untuk memutuskan apakah ia akan berubah atau tidak akan berubah. A dapat mempengaruhi keputusan tersebut tetapi ia tidak dapat membuatnya. Hal ini disebabkan oleh karena keputusan yang dibuat B merupakan integrasi dari kekuatan-kekuatan yang dibebankan kepadanya oleh A bersama dengan sejumlah besar kekuatan-kekuatan dalam diri B yang tidak dapat dikuasai oleh A.
-        Bagaimana mempengaruhi orang lain : Berbagai Model
a.       Wewenang
Suatu kekuasaan ekstra yang potensial, yang diberikan oleh pihak ketiga(yaitu organisasi) kepada beberapa anggotanya dengan maksud untuk menjamin suatu pembagian kekuasaan yang tidak sama; dengan kata lain agar memberikan kepastian bahwa beberapa orang adalah sebagai kepala dan yang lain sebagai bawahan.
b.      Taktik Kekuasaan, tekanan dan paksaan
Taktik-taktik kekuasaan yang memaksa sebagai mekanisme pengaruh. Biasanya bergantung kepada pengurangan (atau ancaman pengurangan) terhadap sarana-sarana pemuasan kebutuhan orang lain, disertai dengan suatu tuntutan perubahan perilaku.
c.      Manipulasi (model licik untuk mempengaruhi)
Suatu kekuasaan yang perlu dipertanyakan dan bersifat merendahkan diri. Mempengaruhi sesorang atau kelompok dengan tujuan untuk mengubah perilaku atau persepsi orang atau kelompok secara licik.
d.     Model kerjasama (mempengaruhi tanpa wewenang atau paksaan)
Sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (soekanto, 1990) kerjasama (cooperation) adalah suatu  usaha atau bekerja untuk  suatu hasil  (baron & byane, 2000)
-        Wewenang
Wewenang  adalah resmi,dapat dilimpahkan kekuasaan yang dipasang pada bahu. Wewenang  adalah kekuasaan yang memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang adalah mekanisme memasuki hubungan dua pihak melalui organisasi. Wewenang mekanisme kelembagaan yang bertujuan untuk mana diantara dua anggota suatu hubungan.
a.       Wewenang menurut orang yang memegangnya
Wewenang sungguh-sungguh berguna karena merupakan suatu mekanisme untuk melakukan koordinasi dan pengendalian dalam organisasi. Orang harus disuruh bekerja pada waktunya. Mereka harus menggunakan waktunya untuk lebih baik bekerja ketimbang bercerita atau berada diruang istirahat. Mereka harus melaksanakan kebijaksanaan dan membuat keputusan yang tepat. Mereka harus mengerjakan semua hal ini apabila organisasi ingin cepat maju mencapai tujuan-tujuannya dengan berbagai jenis cara yang terkoordinasi.
b.      Wewenang menurut para bawahan
Komunikasi dari bawah sering tidak lancar. Terlalu banyak pekerja yang bersikap bahwa adalah sia-sia bahkan berbahaya untuk “memanjat” menghubungi atasan. Mereka mengelak berkomunikasi dengan atasan karena tiga alasan pokok:
1.      Mereka takut akan otoritas.
2.      Mereka(pekerja) tidak begitu yakin bahwa mereka benar.
3.      Mereka berpikir bahwa resiko untuk berkomunikasi keatasan banyak ruginya daripada untungnya.

(KEKUASAAN)
·         Definisi Kekuasaan
Kekuasaan, dalam istilah umum disebut sebagai power, diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut, kekuasaan itu juga mencakup baik suatu kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah itu patuh) dan juga untuk memberikan keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya.
Gilbert W. Fairholm juga mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain. 

·         Sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven
French dan Raven (dalam Afzalur, 1989) membatasi lima jenis kekuasaan pemimpin (leader power) yang dinilai penting dan umum dalam organisasi yaitu :
     1.      Coercive power
Bersumber pada persepsi bawahan bahwa atasan mempunyai kekuasaan untuk memberi tekanan/ hukuman. Dasarnya adalah persepsi bahwa hukuman berupa fisik atau psikis pada pihak lain agar menuruti kehendaknya.
     2.      Reward power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan dapat memberikan imbalan seperti yang diharapkan. Dasarnya adalah persepsi seseorang memiliki kemampuan untuk member hadiah pada pihak lain.
     3.      Legitimated Power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan punya halt untuk menetapkan segala sesuatu baginya. Didasarkan pada hak-hak formal yang diterima sejalan dengan posisi, peran dan kewenangan dalam organisasi.


     4.      Expert power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai sejumlah pengetahuan atau keahlian khusus yang diperlukan. Dimiliki oleh orang tertentu dan sangat berarti bagi orang lain, dengan keahliannya ia dapat menyuruh orang lain untuk menuruti kehendaknya karena orang lain merasa sangat tergantung padanya.
     5.      Referent power
Bersumber pada ketertarikan atau identifikasi bawahan terhadap atasannya. Kemampuan ini berkembang dari kekaguman satu pihak Berta keinginan dari pihak pengagum untuk menjadi seperti yang dikagum
Menurut Gareth Morgan sumber kekuasaan berasal dari : 
   1.      Otoritas formal
   2.      Kendali sumber daya langka
   3.      Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi
   4.      Kendali proses pembuatan keputusan
   5.      Kendali pengetahuan dan informasi
   6.      Kendali batasan (boundary) organisasi
   7.      Kendali teknologi
   8.      Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”
   9.      Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi)
  10.  Gender dan manajemen hubungan berbasis gender
  11.  Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan
  12.  Kekuasaan yang telah seorang miliki

Daftar Pustaka
1.         Usman, Husnaini, Manajemen Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.
2.         Tisnawati Sule, Erni, Pengantar Manajemen, Kencana, Bandung, 2004.
3.         Fathoni, Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia,Rineka Cipta, Bandung, 2006.
4.         Handoko, T. Hani, Manajemen, BPFE, Yogyakarta, 1999.
5.         Hasibuan, Malayu S.P.Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Bumi Aksara; Jakarta, 2007          
6.         Wiryanto,Dr. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.    
~ Witzany, Guenther. “The Logos of the Bios 2. Bio-communication. Umweb, Helsinki (2007)
7.         Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo.
8.         Rakhmat,Jalaluddin,Drs.Psikologi Komunikasi.1996.EDISI REVISI.Bandung.
9.         Leavit,J.H. dkk.(1992).Psikologi Manajemen, Alih Bahasa Zarkasi,M.Jakarta: Erlangga
10.       Feinberg, M.R.(1994).Psikologi Manajemen,Alih Bahasa R.Turman.Jakarta: PT Kesaint Blanc Indah Corp
11.       Sari,B.F.(2010).Bentuk Kerjasama(Coorperation) pada interaksi sosial waria. Journal of Universitas Gunadarma
12.       Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
13.       Cholisin, M. Si dkk. 2006. Dasar-dasarIlmuPolitik. Yogyakarta : FISE UNY
14.        Gilbert W. Fairholm, Organizational Power Politics: Tactics in Organizational Leadership,   2nd Edition (Santa Barbara: Praeger, 2009) , p.5.
15.       Gareth Morgan, Images of  Organization (Thousand Oaks, California: Sage Publications, 2006) p.166
16.       Yukl, G. A., R. Lepsinger, and T. Lucia. 1992. Preliminary Report on the Development and Validation of the Influence Behavior Questionnaire. in Impact of Leadership. Eds. K. E. Clark,